Poliester atau polietilen tereftalat adalah material plastik yang pasti kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, dan mungkin tanpa sadar kita sedang memakainya. Apabila ditelusuri, komposisi material ini sering kita jumpai pada lini produkĀ fast fashion. Berdasarkan data dari Textile Exchange, setidaknya poliester menguasai 52% pasar serat global pada tahun 2020. Alasan paling masuk akal dari penggunaan bahan ini adalah murah, kuat, dan tahan lama. Namun, disamping daya tahannya plastik ini pasti menimbulkan masalah, yaitu tidak terurai secara hayati. Untungnya, poliester tidak harus dibuat menggunakan bahan bakar fosil, melainkan sudah memungkinkan untuk dibuat menggunakan botol plastik bekas. Namun, masih menjadi ironi apakah poliester daur ulang adalah solusi atau masalah?
Sebelum itu, mari kita telusuri bagaimana penggunaan poliester daur ulang dijadikan patokan industri berkelanjutan.Ā Konsep ini tentu menarik banyak perusahaan untuk menjadikannya sebagai material fashion, begitu juga halnya dengan sepatu. PBB melalui tim aksi iklim mereka meluncurkan Tantangan Poliester Daur Ulang 2025, dan lebih dari 130 perusahaan menandatangani aksi tersebut dan mempercepat transisi ke poliester yang bersumber dari bahan daur ulang.
Pada lini industri sepatu, perusahaan besar seperti Nike dan Adidas merupakan perusahaan yang mendukung gerakan ini. Nike dengan kampanye “Move to Zero” mereka berkomitmen menggunakan serat poliester daur ulang pada sebagian besar lini produk mereka pada tahun 2025. Begitu juga halnya Adidas dengan kampanye “Own the Game” Mereka. Penggunaan poliester daur ulang ini tentunya memiliki pro dan kontra.

Banyak keuntungan yang ditawarkan oleh poliester daur ulang, seperti mengurangi emisi dan mengurangi sampah plastik. Namun, perlu diketahui kalau poliester daur ulang memiliki lebih banyak dampak negatif dibandingkan positif yang diberikan.
Pertama, poliester daur ulang memiliki keterbatasan dibandingkan poliester asli. Poliester didaur ulang secara kimiawi hingga ditenun menjadi bahan tekstil. Masalahnya, poliester daur ulang hanya bisa dilakukan sekali. Apabila dilakukan secara berulang, kualitas serat menjadi menurut dan membuat daya pakainya semakin pendek.
Kedua, isu kesehatan menjadi sesuatu yang tidak bisa dilewatkan pada masalah ini. Menurut Common Objective, poliester asli ataupun daur ulang menghasilkan mikroplastik saat mereka dicuci. Ini dapat mencemari saluran pembuangan air dan cepat atau lambat akan masuk ke tubuh, atau mungkin sudah mengalir di tubuh kita. Mikroplastik tidak dapat terurai secara hayati dan akan terus bertahan di lingkungan.
Ketiga, poliester daur ulang sangat jarang terbuat dari bahan tekstil itu sendiri, kebanyakan dari mereka dibuat dari botol plastik, baik dari pembuangan akhir atau laut. Ini sama saja saat botol plastik didaur ulang, banyak juga produk fashion berbahan poliester yang dibuang ke pembuangan akhir dan tidak terdegradasi oleh alam. Belum lagi, ekstraksi botol bekas menjadi poliester daur ulang saat ini masih tergolong kecil dibandingkan volume sampah yang ada dilautan.
Dalam beberapa pertimbangan, langkah mendaur ulang botol plastik menjadi poliester merupakan langkah yang baik daripada tidak dilakukan sama sekali. Selain itu, poliester daur ulang dapat mengurangi ketergantungan akan minyak bumi yang tidak terbarukan. Akan tetapi, itu tidak menjadi sirkuler jika produk poliester daur ulang tetap berakhir di tempat sampah.
Satu hal yang pasti, inovasi seperti ini tentunya akan terus berkembang. Penggunaan bahan alami dalam industri tekstil sudah mulai banyak diusahakan oleh banyak perusahaan untuk menjadi alternatif. Apa yang bisa kita lakukan? Jawabannya adalah dengan memperlambatnya. Dengan tidak mengikuti tren mode cepat dan beralih ke produk berkualitas tinggi dapat menjadi langkah kecil yang apabila dilakukan oleh banyak orang memberikan dampak yang besar.
Begitu juga halnya dengan sepatu, dengan menggunakan sepatu berkualitas tinggi tentunya akan membantu memperlambat sepatu untuk berakhir di tempat sampah. Belum lagi sepatu berkualitas tinggi sangat memungkinkan untuk direparasi. Melakukan reparasi pada sepatu dapat memperpanjang umur dari sepatu dan juga mengurangi konsumsi cepat pada sepatu.